Halaman

Jumat, 18 Februari 2011

Tanpa Bintang

Malam hari, Via dan Banu keluar menuju teras panti. Via dan Banu adalah kakak beradik. Mereka tinggal di panti karena kedua orangtua mereka sudah meninggal.

“Malam ini sepi, ya?” Via melihat ke arah Banu.
“Memang setiap hari begini, kok.” jawab Banu datar.
Via menjelaskan maksudnya, “Aku merasa malam ini lebih sepi dari malam kemarin.”

Tiba-tiba Via menangis. Banu menengok ke arah kakaknya, Via, “Kenapa kakak nangis?”
Via hanya diam. Tidak menjawab pertanyaan adiknya.
Banu berpikir, kenapa kakaknya nangis.

Akhirnya Banu tahu kenapa kakaknya nangis. Hari ini tepat tiga tahun setelah kedua orangtua mereka meninggal.
Banu pun ikut menangis setelah mengingat hari ini tepat tiga tahun orangtuanya meninggal.

Via mencoba menghapus airmatanya. Lalu Via menengok ke arah adiknya yang ikut menangis. Via mencoba menenangkan Banu yang menangis.
“Banu, aku tahu kenapa malam ini kita sangat sedih. Hari ini tepat tiga tahun setelah papa-mama meninggal. Tapi, kita jangan terus bersedih dengan keadaan ini. Kita harus tegar menerima kenyataan ini.”

Banu pun mulai tenang setelah mendengar perkataan kakaknya. Ia tahu, walaupun dia dan kakaknya sepi karena kehilangan kedua orangtua, tapi mereka masih bersatu.
“Sepi ini takkan membuat kita terus bersedih, karena kita masih dipersatukan oleh Yang Maha Kuasa. Kita harus bahagia melawan semua rintangan yang ada.” Via tersenyum kearah adiknya.
Banu membalas senyuman kakaknya, “Aku dan kakak harus selalu bersama, walaupun papa-mama udah di surga.”

Kedua kakak beradik itu berpelukan di tengah keheningan malam.


-----------------------------------------------------------------


Ini cerpen bikinanku sendiri, terinspirasi dari lagunya Anang feat. Aurel - Tanpa Bintang.
Oh iya, cerpenku ini juga udah kutempel di mading kelasku, sama kayak puisiku yg kupost sebelum ini yg judulnya 'Tak Boleh Menyerah'.
Jangan lupa kritik dan sarannya ya untuk cerpen ini.
Makasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar